LAPORAN TAKSONOMI HEWAN FILUM ANTHROPODA
PENGAMATAN MORFOLOGI FILUM ANTHROPODA
Luthfiatun
Nufus
Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, IAIN Jember
NIM: T20158028
ABSTRAK
Filum Anthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas, berkuku
dan bersegmen. Istilah Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
dua kata yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Arthropoda merupakan hewan tripoblastik selomata dan bilateral
simetris. Tubuh Arthropoda terdiri dari kepala, dada, dan abdomen yang
keseluruhan dibungkus oleh zat kitin dan kerangka luar (eksoskeleton).
Umumnya diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak memiliki zat kitin
sehingga ruas-ruas tersebut mudah untuk digerakkan. Di waktu tertentu kulit dan
tubuh Arthropoda mengalami pergantian kulit (eksdisis) Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui morfologi dari spesimen Anthropda, spesimen ini di ambil dari tempat yang
berbeda-beda, yakni laba-laba dan belalang disamping laboratorium IAIN Jember, kupu-kupu
di perumahan milenia jember, dan udang di beli dipasar balung.
Kata kunci: laporan/pengamatan; anthropoda
.
PENDAHULUAN
Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui tentang morfologi spesimen Echinodermata dan
Mollusca, yang mana Echinodermata dan Mollusca adalah biota laut yang memiliki
nilai estetika yang kita sebagai manusia bisa mengkaji ilmu lebih dalam tentang
biota ini. Dengan itu kita telah menyukuri nikmat yang Alloh berikan pada kita.
Alloh berfirman dalam Al-Qur’an
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ
وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ
فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ
Artinya: “Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan,
belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap
menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.”.(Q.S. Al-A’raf:133)
Bahwa alam semesta merupakan realitas yang dihadapi
manusia dan sampai kini baru sebagian kecil dapat diketahui atau diungkap oleh
manusia. Semakin giat manusia meneliti alam semesta, semakin banyak pula
rahasia kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang dapat dijadikan pelajaran agar
manusia senantiasa berada di jalan takwa.
Taksonomii
hewan merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh tadris biologi
untuk mengikuti jenjang yang lebih tinggi.konsep yang terkandung dalam ilmu
Biologi tidak hanya mengandalkan kemampuan atau daya harapan dari seorang
mahasiswa, tetapi harus mampu erlogika dan menganalisis suatu permasalahan yang
timbul baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam ruang lingkup
perkuliahan, yang jika hanya mengandalkan konsep hapalan maka suatu
permasalahan atau persoalan yang terjadi sulit diselesaikan.
Selain
hal diatas, ilmu Biologi umumnya memerlukan ketekunan dalam mencoba menyelesaikan
suatu permasalahan yang terjadi, sehingga memudahkan kita untuk memecahkan
persoalan yang lain. Ilmu Biologi merupakan cabang IPA yang membahas atau
membicarakan semua tentang mahluk hidup di seluruh jagad raya ini. Hal ini
berarti ilmu Biologi atau membicarakan cakupan yang sangat luas dan dapat kita
analisis dari segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Arthropoda
berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.
Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000
m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang
lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk
Arthropoda pun beragam . Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh
simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh
ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan
kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan
oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga
mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan (Karmana,2007).
Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas,
tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus
oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat
bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan,
sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali, coelom pada hewan dewasa
adalah kecil dan merupakan satu rongga berisi darah dan disebut haemocoel.
Klasifikasi antropoda terdiri dari klas crustae, contoh: udang ; klas
onychophora, contoh : preparatus ; klas chilopoda, contoh : kelabang ; klas
diplopoda, contoh : kelemayar ; klas insecta, contoh : belalang ; klas
arachnoidae, contoh : laba-laba ; klas pauropoda, contoh : pauropus dan klas
symphyla, contoh : scutigerella.(Muzzarelli
dkk,1985).
Ciri-ciri
umum yang dimiliki arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral, terdiri atas
segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga lapisan
germinal sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuhnya memiliki kerangka luar
dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung
menjadi satu. Setiap segmentubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada.
Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan insang. Pada
spesies terestial bernapas menggunakan trakea atau pada arachinida menggunakan
paru-paru buku atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan trakea. Ekskresi
dengan menggunakan tubukus Malpighi atau kelenjar koksal. Saluran pencernaan
sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus, sarafnya merupakan system
saraf tangga tali. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal,
dan bersifat ovipar. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung melalui
stadium larva. (Mukayat Djarubito Brotowidjojo, 1989 ).
Semua anggota filum ini mempunyai
tubuh bersegmen yang terbungkus dalam suatu eksoskeleton (rangka luar)
bersegmen yang kuat terdiri atas kitin, suatu polimer dari N-asetiglukoamin.
Simetrinya bilateral dan jelas ditandai dengan sumbu tubuh tengah. Pada semua
anggota Arthropoda yang hidup, anggota tubuh berbagai spesies memperlihatkan
struktur dan fungsinya yang sangat beraneka ragam. Di samping untuk lokomosi,
anggota tubuh itu membantu daam mendapatkan makanan, dalam penginderaan, dan
senjata menyerang dan mempertahankan diri (John W. Kimball, 1992).
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini dilakukan di Laboratorium FTIK Terpadu, pada hari senin tanggal 23 April
2018, jam 10.30 sampai selesai. Alat yang digunakan diantaranya adalah alat
seksi serta papan seksi, kaca pembesar, buku identifikasi, lembar pengamatan,
dan alat tulis. Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah spesimen Anthropoda.
Untuk prosedur percobaanya pertama kita mempersiapkan spesimen Anthropoda yang
sebelumnya sudah diambil terlebih dahulu, kemudian letakkan semua spesimen di
atas papan seksi dan amati morfologi masing-masing spesimen menggunakan bantuan
alat yakni loup (kaca pembesar).
HASIL
Anthropoda
a.
Belalang
·
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Phylum :Anthropoda
Kelas :Insecta
Ordo :Orthoptera
Family :Acrididae
Genus :Valanga
Spesies :Valanga nigricornis
·
Karakter Morfologi
Bentuk tubuh :Ada 3 bagian (kepala, toraks, abdomen),
memiliki 6 kaki yang bersendi, 2 pasang sayap, 2 antena
Warna tubuh :Coklat, ada sedikit warna hijau
Ukuran :P 2,5cm, L 0,5 cm
b. Kupu-kupu
·
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Phylum :Anthropoda
Kelas :Insecta
Ordo :Lepidoptera
·
Karakter
Morfologi
Bentuk tubuh :Bagian tubuh terdiri dari kepala, toraks,
abdomen. Kepala terdiri dari antena, mata, mulut, labrum, palpus. Memiliki
sayap
Simetri tubuh:Bilateral
Warna tubuh :Coklat dengan corak putih
Ukuran
L tubuh :1 cm
L sayap :4 cm
P badan :2,5 cm
P sayap keseluruhan :4 cm
P sayap belakang :2,8 cm
P sayap depan :1,2 cm
P antena :1,4 cm
c. Laba-laba
·
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Phylum :Anthropoda
Kelas :Arachnida
Ordo :Araneae
Family :Policidae
·
Karakter
Morfologi
Bentuk
tubuh :Terdiri dari 2 bagian
tubuh yaitu chepalotorax dan abdomen. Pada bagian chepalotorax terdapat 4
pasang kaki yang memiliki ruas-ruas
Warna tubuh :Hitam dengan garis kuning pada
bagian abdomen tubuhnya
Simetri tubuh :Bilateral
Ukuran :P 6,7 cm, L Chepalotorax 1,3 cm, L Abdomen 1
cm
d.
Udang
·
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Phylum :Anthropoda
Kelas :Crustacea
Ordo :Deapoda
Family :Penaidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus sp.
·
Karakter
Morfologi
Bentuk
tubuh :Memiliki 6 segmen, 4
kaki (swiming legs), 5 kaki (walking legs)
Warna tubuh :Putih dengan bintik merah
Simetri tubuh :Bilateral
Ukuran :P 10cm, L 2,5 cm
PEMBAHASAN
Arthropoda adalah salah satu filum dalam kingdom
animalia yang merupakan filum terbesar dalam pengelompokkan makhluk hidup.
Anggota filum arthropoda mencapai 80% dari seluruh makhluk hidup di muka bumi.
Secara bahasa, kata arthropoda berasal dari bahasa Yunani, “Arthro” artinya
ruas dan podos yang berarti kaki. Oleh karena itu arthropoda juga dikenal
dengan sebutan hewan beruas-ruas atau hewan tersegmentasi. Secara umum,
arthropoda memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga segmen utama, yaitu
kepala,dada (thoraks) dan Perut (Abdomen). Tubuh arthropoda berbentuk simetri
bilateral, artinya apabila tubuhnya dipotong melalui mulut dan anus, maka hewan
ini akan terbagi menjadi dua bagian kiri dan kanan yang sama persis. Arthropoda
memiliki eksoskeleton, yaitu pelindung atau kerangka luar tubuh keras dan kuat
yang terbuat dari zat kitin. Umumnya diantara segmen tubuhnya, ada bagian yang
tidak mengandung zat kitin sehingga mudah untuk melakukan pergerakan. Jumlah
kaki pada arthropoda umumnya lebih dari 2 pasang, tetapi semua tergandung
kepada kelasnya. Selama masa pertumbuhan, ada banyak kelompok dari filum ini
yang mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dan pergantian rangka luar
(ekdisis). Habitat arthropoda sangatlah luas, mereka dapat ditemukan hampir dii
semua tempat baik itu laut, air tawar, darat atau sebagai parasit.
Reproduksi arthropoda dapat berlangsung secara seksual
maupun aseksual. Secara seksual melalui proses paedogenesis, yaitu reproduksi
dengan pembuahan oleh hewan jantan dan biasanya terjadi pada individu muda.
Sedangkan reproduksi aseksual melalui proses partenogenesis yaitu reproduksi tanpa
pembuahan oleh hewan jantan. Sistem saraf arthropoda adalah sistem saraf tangga
tali berjumlah sepasang yang terletak pada sisi ventral tubuhnya. Arthropoda
memiliki alat peraba berupa antena pada tubuhnya. Sistem sirkulasi pada
arthropoda merupakan sistem peredaran darah terbuka yang terdiri dari jantung
dengan pembuluh darah pendek. Darahnya berwarna hijau dan disebut hemolimfa. istem
pernapasan pada arthropoda bervariasi tergantung kepada jenisnya, ada yang
bernapas menggunakan insang, paru-paru, trakea, atau melalui pori-pori di
permukaan tubuhnya. Sistem Pencernaan Arthropoda merupakan sistem pencernaan
sempurna yang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus dan anus. Mulutnya
dilengkapi dengan berbagai alat tambahan yang dapat mempermudah pencernaan
makanan. Organ eksresi utama pada arthropoda adalah kelenjar hijau yang
sering disebut dengan tubula malpighi. Kelenjar ini merupakan tempat dikeluarkannya
sisa metabolisme tubuh.
Kata insecta diambil dari bahasa
latin, yang artinya serangga. Insecta merupakan satu-satunya hewan dalam
kelompok invertebrata yang memiliki kemampuan untuk terbang. Spesies dan jenis
dari individu dalam kelas ini sangatlah banyak. Spesies jenis ini yang kami
amati ada 2 yakni belalang dan kupu-kupu. Belalang yang kami teliti adalah
jenis Valanga nigricornis yang sering dikenal dengan belalang jawa atau
belalang kayu Belalang kayu ini memiliki bentuk tubuh yang terdiri dari 3
bagian utama, yaitu kepala, dada ( thorak ) dan perut ( abdomen ). Belalang
kayu juga memiliki 6 kaki yang bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena.
Kaki bagian belakang panjang yang digunakan untuk melompat dengan jauh dan
tinggi, sedangkan kaki bagian depan pendek digunakan untuk berjalan. Belalang
juga memiliki pendengaran yang tajam, meskipun tidak memiliki telinga. Alat
pendengar belalang ini hampir disebut dengan nama tympanum dan terletak pada
abdmon ( perut ) dekat bagian sayap. Typnpanum ini berbentuk sebuah disk bulat
besar yang terdiri dari beberapa bagian prosesor dan memiliki syaraf uang
digunakan untuk memantau getaran dari udara. Bebalang kayu juga memiliki 5 mata
( 2 compound eye dan 3 ecelli ). Belalang kayu ini termasuk hewan serangga yang
bernafas menggunakan trakea, dan masuk kedalam kelompok hewa berkerangka
luas ( exoskeleton ). Belalang kayu dewasa betina memiliki ukuran
lebih besar dibandingkan dengan belalang jantan dewasa yaitu berkisar
58-71 mm sedangkan belalang jantan dewasa berkisar 49-63 mm dengan berat tubuh
rata – rata mencapai 2-3 gram.
Insekta kedua yang kami amati adalah
kupu-kupu. Tubuh kupu-kupu ditopang oleh kerangka luar “exoskeleton”tempat
otot-otot dan organ dalam melakat sisi bagian dalam. Kepala dan dada dilengkapi
dengan otot-otot yang berperan sebagai alat gerak dari bagian-bagian mulut dan
sayap. Sebagaian besar rangka luar berupa lapisa kitin yang tidak tembus air
dan tidak laut dalam asam organic. Di alam, serangga yang mati hanya dapat
diurai oleh mikroorganisme. Kepala kupu terdiri dari beberapa bagian yaitu
kepala, antena, dan mulut. Thorax kupu-kupu sangat berbeda dengan kepala (Head) dan abdomen. Thorax terhubung
dengan kepala melalui membran atau selaput yang berfungsi sebagai leher
yang lembut dan pendek. Thorax kupu-kupu dilengkapi dengan ruas-rua
yang kuat yang membentuk kotak, yang sepenuhnya berisi otot-otot yang menyokong
pergerakan kupu-kupu. Dari ruas-ruas inilah thorax dibagi atas tiga
bagian yaitu Protoraks, Mesotoraks, dan Metatoraks. Pada Thorax terdapat
sejumlah spirakel pada sisi-sisi thorax. Spirakel merupakan tempat masuknya
udara dari luar kedalam tubuh kupu-kupu. Perlu diketahui bahwa spirakel pada
bagian Thorax tampak besar dikarenakan berkaitan dengan kebutuhan
oksigen yang tinggi untuk pergerakan sayap dan kaki. Kaki atau tungkai
kupu-kupu terdiri atas beberapa ruas, yaitu koksa (ruas dasar), trokanter (sendi
paha), femur, tibia dan tarsus. Tarsus terdiri dari bebrapa ruas yang
dilengkapi dengan sepasang kuku. Jumlah dari ruas-ruas tarsus sangat bervariasi
tergantung dari jenis dan kelamin kupu-kupu. Perlu diperhatikan bahwa kaki
depan kupu-kupu sangat sensitif, sehingga sangat berguna dalam menganal adanya
nectar, bunga atau pasangannya. Disamping itu kaki kupu-kupu kadang-kadang atau
biasanya dilengkapi dengan spina atau taji yang berfungsi untuk membantu dalam
berjalan. Sayap merupakan organ yang terpenting bagi bagi pergerakan kupu-kupu,
dimana sayap kupu-kupu merupakan selaut tipis yang dilengkapi dengan venasi
sehingga memperkuat melekatnya sayap pada toraks. Sayap kupu-kupu pada dasarnya
transparan, warna pada sayap kupu-kupu terbentuk dan berasal dari sisik yang
menutupi sayap pada keduanya yang dinamakan double layer. Sisik pada sayap
kupu-kupu tersusun seperti genting, akan tetapi tidak semua Lepidoptera
memiliki sayap yang ditutupi sisik, beberapa kupu-kupu memiliki perbedaan pola
warna dan bentuk antara individu jantan dan betina dari satu jenis,dimana
dikenal dengan istilah Dimorfisme. Selain itu, pola warna sayap juga digunakan
sebagai system perlindungan diri dengan berkamuflase. Abdomen atau perut
merupakan bagian ketiga dari tubuh yang memiliki fungsi untuk mengolah makanan,
melakukan proses ekskresi serta sebagai tempat cadangan lemak. Perut
kupu-kupu pada dasarnya terdiri dari 10 ruas, dengan ruas terakhir mengalami
modifikasi menjadi alat kelamin. Pada sisi-sisi bagian periut terdapat 6 sampai
7 pasang spirakel. Perlu diketahui bahwa didalam abdomen kupu-kupu terdapat
alat pencernaan, jantung, organ ekskresi dan oragan kelamin serta system otot
yang kompleks.
Laba-laba atau labah-labah adalah sejenis
hewan berbuku-buku(arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak
bersayap dan tidak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan
ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau —semuanya
berkaki delapan— dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai
laba-laba disebut arachnologi. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora),
bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga.
Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku
Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu
menginjeksikan bisa melalui
sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan
ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat
membahayakan manusia. Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk
menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera --yakni
helaian serat protein yang tipis namun kuat-- dari kelenjar (disebut spinneret)
yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk
membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain,
menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang
sarang, dan lain-lain. ak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh,
laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau
prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax).
Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma.
Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle
atau pedicellus. Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai
empat pasang mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera),
terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang
disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan
dewasa membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan. Laba-laba
tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya, mulut
laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya. Mata pada
laba-laba umumnya merupakan mata tunggal (mata berlensa tunggal), dan bukan
mata majemuk seperti pada serangga. Kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan
yang tidak begitu baik, tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada
gelap dan terang. Laba-laba penghuni gua bahkan ada yang buta. Perkecualiannya
terdapat pada beberapa jenis laba-laba pemburu yang mempunyai penglihatan tajam
dan bagus, termasuk dalam mengenali warna. Untuk menandai kehadiran mangsanya
pada umumnya laba-laba mengandalkan getaran, baik pada jaring-jaring suteranya
maupun pada tanah, air, atau tempat yang dihinggapinya. Ada pula laba-laba yang
mampu merasai perbedaan tekanan udara. Indera peraba laba-laba terletak pada
rambut-rambut di kakinya.
Udang merupakan binatang berair yang
hidup di laut, sungai, dan danau, hanya beberapa spesies tertentu. Udang
dijadikan sebagai hasil perikanan yang sering dikonsumsi karena kandungan
gizinya. Jenis udang sangat banyak, ada yang berukuran besar maupun kecil.
Jumlah udang di perairan seluruh dunia diperkirakan sebanyak 343 spesies
yang potensial secara komersil. Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada
disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian
kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6
ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki
renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas
4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi
oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung
membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas
rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P monodon. Bagian
kepala lainnya adalah Sepasang mata
majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan, Mulut terletak pada
bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat. Sepasang sungut besar
atau antena. Dua pasang sungut kecil atau antennula. Sepasang sirip kepala
(Scophocerit). Sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped). Lima pasang kaki
jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan
chela. Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang. Untuk bagian
abdomen tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh
selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada
ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki
renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara
ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut
telson. Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang
bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keenam. Tubuh udang
mempunyai rostrum, sepasang mata, sepasang antena, sepasang antenula
bagian dalam dan luar, tiga buah maksilipied, lima pasang cholae
(periopod), lima pasang pleopod, sepasang telson dan uropod.
·
Anthropoda
Morfologi
|
Belalang
|
Kupu-kupu
|
Laba-laba
|
Udang
|
Sayap
|
ü
|
ü
|
|
|
Antena
|
ü
|
ü
|
|
ü
|
Berbisa
|
|
|
ü
|
|
Bersegmen
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Mulut
bentuk terompet
|
|
ü
|
|
|
2
pasang kaki
|
|
|
|
ü
|
Mulut
pengunyah
|
|
|
ü
|
|
SIMPULAN
Pengamatan ini menggunakan 4 spesimen yang diantaranya belalang
dan kupu-kupu dari kelas insecta, laba-laba dari kelas Arachnida, dan udang
dari kelas crustacea. Semua spesimen ini memiliki tubuh bersegmen yang
merupakan ciri has dari Anthropoda, untuk kelas insekta ciri khasnya adalah
sayapnya, laba-laba has dengan bisanya, dan udang adalah spesimen yang
satu-satunya memiliki 2 pasang kaki.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjojo,
Mukayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta:
Erlangga.
Karmana,
Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung:Grafindo
Kimball,
John W. 1992. Biologi jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Muzarelli, R. Dkk. 1985. Determination Of Degree Of
Acetylation Of Chitosan By Firts Derivative Ultraviolet. Jakarta:PT. Gramedia
Pustaka Utama
Komentar
Posting Komentar